Angiospermae (bahasa Yunani, angieo =
‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda dengan Gymnospermae, tumbuhan
anggota Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi oleh bakal buah.
Anggotanya dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah (herba),
mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia
terdapat pada mikrosporofil yang disebut benang sari. (Baca juga : Tumbuhan Berbiji)
Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga
lengkap dan tidak lengkap. Bunga lengkap mempunyai perhiasan bunga yang
lengkap, yaitu kelopak dan mahkota. Bunga tak lengkap tidak mempunyai
salah satu bagian perhiasan bunga (mahkota atau kelopak). Sementara itu,
berdasarkan alat kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga
sempurna dan bunga tak sempurna. Bunga sempurna mempunyai alat kelamin
betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang sari), sedangkan bunga
tak lengkap hanya mempunyai satu alat kelamin (putik atau benang sari
saja). Anggota Subdivisi Angiospermae dibedakan berdasarkan jumlah daun
lembaganya (cotyledon) menjadi dua kelas, yaitu monocotyledoneae dan
dicotyledoneae.
1) Kelas Monocotyledoneae (Monokotil)
Ciri umum tumbuhan monokotil adalah bijinya mempunyai satu daun lembaga
yang berfungsi untuk menyerap zat makanan dari endosperma pada saat biji
berkecambah (Gambar 1). Ciri lainnya adalah bunganya memiliki
bagian-bagian yang jumlahnya berkelipatan 3. Daunnya tunggal dan
mempunyai tulang daun sejajar atau melengkung. Tumbuhan monokotil
mempunyai sistem akar serabut. Sebagian besar berbatang basah, tetapi
beberapa anggota yang lain merupakan tumbuhan berkayu. Batang tidak
bercabang, mempunyai buku-buku dan ruas-ruas yang jelas. Batang dan akar
tumbuhan monokotil tidak berkambium, sehingga tidak mengalami
pertumbuhan sekunder.
|
Gambar 1. Struktur biji monokotil |
Tumbuhan monokotil dibedakan menjadi beberapa ordo. Contoh ordo yang
memiliki anggota yang hidup di air adalah Alismatales, yaitu Hydrilla verticillata (Gambar
2). Ordo lain dari tumbuhan monokotil adalah Bromeliales. Bromeliales
terdiri dari beberapa famili, antara lain Bromeliaceae [contohnya nanas (Ananas sativus)], Commelinaceae (contohnya Rhoeo discolor), dan Pontederiaceae [contohnya enceng gondok (Eichornia crassipes).
|
Gambar 2. Hydrilla verticillata (iisgcp.org) |
Ordo Liliales merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki beberapa suku,
antara lain Liliaceae, Amaryllidaceae, dan Dioscoreaceae. Contoh
Liliaceae adalah bawang putih (Alliun sativum), bawang merah (Allium cepa), lidah buaya (Aloe vera), dan tulip (Tulipa gesneriana). Perhatikan gambar 3.
|
Gambar 3. Bawang merah (Allium cepa) (Israel Adão Buzatti / Flickr) |
Sedangkan Arecales merupakan ordo yang beranggotakan beberapa jenis
tanaman yang sering kita jumpai di sekitar kita. Contohnya adalah Zalacca edulis atau salak dan Cocos nucifera atau kelapa. Keduanya merupakan anggota suku Arecaceae. Contoh lainnya adalah Colocasia esculenta atau
talas (Araceae). Beberapa ordo yang lain adalah Pandanales, Cyperales,
Orchidales, Poales, dan Zingiberales. Perhatikan gambar 4 dan 5.
|
Gambar 4. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) (Wikimedia Commons) |
|
Gambar 5. Jahe (Zingiber officinale) (Reinaldo Aguilar / Flickr) |
Contoh anggota Ordo Pandanales adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), contoh anggota Ordo Cyperales adalah rumput teki (Cyperus rotundus), dan contoh anggota Ordo Orchidales adalah anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis). Sedangkan contoh anggota Ordo Poales adalah jagung (Zea mays) dan bambu duri (Bambusa spinosa), dan contoh anggota Ordo Zingiberales adalah kunyit (Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber officinale).
2) Kelas Dycotiledoneae (Dikotil)
Tumbuhan anggota kelas dikotil mempunyai ciri-ciri umum, terutama saat
biji berkecambah, biji mempunyai dua daun lembaga yang terbelah menjadi
dua bagian (Gambar 6). Ciri lainnya adalah bagian-bagian bunga
berkelipatan 2, 4, atau 5. Daunnya tunggal atau majemuk dan mempunyai
tulang daun menjari atau menyirip. Tumbuhan dikotil mempunyai sistem
akar tunggang, dapat berupa tumbuhan semak, herba, atau pohon. Batang
bercabang dengan buku-buku dan ruas-ruas tidak jelas. Batang dan akar
tumbuhan dikotil berkambium (di antara xilem dan floem), sehingga
mengalami pertumbuhan sekunder (tumbuh membesar).
|
Gambar 6. Struktur biji dikotil |
Berdasarkan susunan dan ada tidaknya perhiasan bunga (mahkota dan
kelopak), kelas dikotil dibedakan menjadi tiga subkelas, yaitu
Subkelas Monoklamida, Subkelas Dialypetala, dan Subkelas
Sympetala. Subkelas Monoklamida (Monochlamydae atau Apetalae),
merupakan golongan tumbuhan tanpa perhiasan bunga atau tidak
dapat dibedakan antara mahkota dan kelopaknya. Kalaupun ada,
perhiasan bunganya hanya satu macam, sehingga disebut Monochlamydae
(mono = ‘satu’ dan chlamidos = ‘mantel’ atau ‘selubung’). Pada umumnya,
perhiasan bunga yang ada adalah kelopak (sepala), sehingga disebut
pula Apetalae (a = ‘tidak’ dan petala = ‘daun mahkota’).
Beberapa ordo anggota Monochlamidae adalah Urticales,
Piperales, Polygonales, dan Caryophyllales. Contoh anggota Ordo
Urticales adalah nangka (Artocarpus integra) dan beringin (Ficus benjamina). Keduanya merupakan anggota suku Moraceae. Ordo Piperales, contohnya adalah suku Piperaceae, misalnya lada (Piper nigrum) dan sirih (Piper betle). Ordo Polygonales hanya mempunyai 1 suku, yaitu Poligonaceae dengan contoh jenisnya adalah air mata pengantin (Antigonon leptopus). Sedangkan contoh anggota Ordo Caryophyllales (Centrospermae) adalah berbagai jenis bayam (Amaranthaceae) dan Mirabilis jalapa atau bunga pukul empat (Nyctaginaceae). Perhatikan Gambar 7.
|
Gambar 7. Piper nigrum (Christian Defferrard / Flickr) |
Subkelas Dialypetala (Dialypetalae), merupakan golongan tumbuhan yang
mempunyai bagian-bagian perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) terpisah
satu sama lain. Pada umumnya menunjukkan perhiasan bunga yang lengkap.
Subkelas ini terdiri atas beberapa ordo, antara lain Ordo Rosales, Ordo
Malvales, Ordo Ranales, Ordo Parietales, Ordo Myrtales, dan Ordo
Rutales. Contoh anggota Ordo Rosales adalah bunga merak atau Caesalpinia
pulcherrima (famili Caesalpiniaceae) dan orok-orok (Crotalaria
sp.) dan kacang tanah atau Arachis hypogaea (famili Papilionaceae).
Contoh anggota Ordo Malvales adalah bunga sepatu atau Hibiscus
rosa-sinensis (famili Malvaceae), dan contoh Ordo Ranales (Polycarpicae)
adalah sirsak (Annona muricata) dan srikaya atau Annona squamosa
(famili Annonaceae). Contoh lainnya adalah yang merupakan anggota Suku
Magnoliaceae, seperti cempaka putih (Michelia alba) dan cempaka kuning (Michelia champaca). Markisa (Passiflora foetida) adalah contoh anggota Ordo Parietales, yaitu dari Suku Passifl oraceae. Sedangkan contoh Ordo Myrtales adalah jambu biji (Psidium guajava), dan contoh anggota Ordo Rutales adalah jeruk atau Citrus sp. (famili Rutaceae). Perhatikan Gambar 8 dan 9.
|
Gambar 8. Buah sirsak (Annona muricata) (Vilma Bharatan / Flickr) |
|
Gambar 8. Passiflora foetida (Troup Dresser / Flickr) |
Subkelas Simpetala (Sympetalae), merupakan golongan tumbuhan berbunga
lengkap dan mempunyai bagian-bagian perhiasan bunga (mahkota dan
kelopak) saling berlekatan satu sama lain. Subkelas ini terdiri atas
beberapa ordo, misalnya Ordo Apocynales, Ordo Asterales, Ordo
Cucurbitales, Ordo Ebenales, Ordo Rubiales, dan Ordo Solanes. Allamanda cathartica (Apocynaceae), Catharanthus roseus dan melati atau Jasminum sambac (famili Oleaceae) adalah contoh anggota Ordo Apocynales. Contoh anggota Ordo Asterales adalah bunga matahari (Helianthus annus) dan kenikir atau Cosmos caudatus (famili Asteraceae). Semangka (Citrullus vulgaris) adalah contoh anggota Ordo Cucurbitales dan sawo bludru (Chrysophyllum cainito) adalah contoh anggota Ordo Ebenales. Contoh anggota Ordo Rubiales adalah Ixora paludosa atau bunga soka (Rubiaceae). Sedangkan contoh anggota Ordo Solanes adalah kentang (Solanum tuberrosum), terong (Solanum melongena), tomat (Solanum lycopersicum), kecubung (Datura metel), dan cabe (Capsicum sp.), yang berasal dari Suku Solanaceae. Contoh lainnya adalah jati atau Tectona grandis (famili Verbenaceae) dan leng-lengan atau Leucas lavandulifolia (famili Labiateae). Perhatikan Gambar 9-12.
|
Gambar 9. Bunga matahari (Helianthus annus) (Rudo Jureček / Flickr) |
|
Gambar 10. Alamanda (Allamanda cathartica) (Leonora Enking / Flickr) |
|
Gambar 11. Bunga kecubung (Datura metel) (Kyle Wicomb / Flickr) |
|
Gambar 12. Bunga leng-lengan (Leucas lavandulifolia) (Dinesh Valke / Flickr) |
Reproduksi Angiospermae
Tumbuhan Angisopermae dapat berkembang biak secara seksual maupun secara
aseksual. Karena banyak dimanfaatkan oleh manusia, maka jenis-jenis
tumbuhan tersebut banyak dikembangkan secara aseksual oleh manusia.
Secara alami, beberapa tumbuhan sebenarnya dapat melakukan reproduksi
aseksual dengan berbagai cara seperti dengan tunas maupun secara
merunduk. Oleh manusia, reproduksi secara aseksual tersebut dilakukan
dengan menggunakan organ vegetatif, seperti akar dan batang sehingga
disebut reproduksi aseksual buatan.
Organ-organ vegetatif tumbuhan (akar, batang, dan daun)
dapat ditumbuhkan menjadi tumbuhan baru dengan beberapa cara.
Stek merupakan salah satu cara perkembangbiakan yang banyak
dilakukan oleh manusia. Teknik ini dilakukan dengan mengambil atau
memotong bagian tubuh tumbuhan seperti akar, batang, dan daun.
Contohnya adalah pada tanaman ketela pohon, yaitu dengan stek batang.
Jika batang tersebut dipotong menjadi beberapa bagian kemudian
ditanam, maka masing-masing bagian tersebut akan tumbuh menjadi
tanaman ketela pohon yang baru. Selain dikembangbiakkan dengan
stek, tumbuhan Angiospermae juga dicangkok. Cangkok dilakukan
dengan menghilangkan bagian tertentu kulit batang dan getah
tumbuhannya, kemudian ditutup dengan lumut atau serat kelapa. Setelah
bagian yang dicangkok tersebut mampu membentuk akar, bagian
cangkokan tersebut dapat dipotong dan ditanam. Stek dan cangkok
merupakan cara perkembangbiakan vegetatif tradisional. Secara modern,
perbanyakan tumbuhan juga dilakukan melalui teknik rekayasa genetika,
misalnya melalui kultur jaringan dan fusi protoplas.
Nah, tentu sekarang kalian sudah semakin paham tentang
reproduksi vegetatif. Selain secara vegetatif, tumbuhan
Angiospermae secara alami berkembang biak secara seksual. Reproduksi
secara seksual pada spermatophyta adalah dengan membentuk biji, yang
dihasilkan dari organ reproduksi yaitu bunga. Perhatikan Gambar 7.40.
Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai dengan penyerbukan atau
polinasi. Polinasi merupakan proses menempelnya serbuk sari (stamen)
pada kepala putik (stigma). Proses tersebut dapat terjadi dengan bantuan
angin, air, atau hewan-hewan penyerbuk (polinator). Contoh hewan
polinator adalah lebah, kupu-kupu, burung kolibri, kelelawar, dan
lain-lain. Perhatikan Gambar 13.
|
Gambar 13. Bagian-bagian bunga Angiospermae. |
Karena proses perkawinannya yang jelas, yaitu didahului dengan polinasi,
maka Sebelum terjadi penyerbukan (polinasi), kepala sari yang telah
masak akan membuka. Selanjutnya, serbuk sari yang terdapat pada
kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh dan menempel pada kepala
putik. Bagian yang berperan dalam fertilisasi adalah putik (stigma) dan
benang sari (stamen). Putik terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala putik,
tangkai putik, dan ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dari
kepala sari dan tangkai sari.
Di dalam ovulum, terdapat megasporofit yang membelah menjadi empat
megaspora. Satu megaspora yang hidup membelah tiga kali berturut-turut.
Hasilnya berupa sebuah sel besar, disebut kandung lembaga muda yang
mengandung delapan inti. Di ujung ovulum terdapat sebuah lubang
(mikropil), sebagai tempat masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung
lembaga. Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di
dekat mikropil. Dua dari tiga inti disebut sel sinergid.
Sementara itu, inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti
lainnya (antipoda) bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan
mikropil (kutub kalaza). Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub,
bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid
(2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Inti kandung
lembaga yang telah masak, disebut megagametofi t dan siap untuk dibuahi.
Serbuk sari yang jatuh pada kepala putik yang sesuai, akan
berkecambah atau memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk
sari). Buluh serbuk sari semakin tumbuh memanjang di dalam tangkai
putik (stilus). Selama perjalanan buluh menuju ovulum, inti serbuk
sari membelah menjadi inti vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif
berfungsi sebagai penunjuk arah inti generatif dan akan melebur
sebelum sampai ke bakal biji (ovulum). Inti generatif membelah menjadi
dua inti sperma yang akan menembus ovarium (bakal buah) dan sampai ke
ovulum (bakal biji). Di dalam ovulum, inti serbuk sari (inti
sperma) bertemu dengan inti sel telur, sehingga terjadi peleburan
antara kedua inti tersebut. Proses peleburan kedua inti ini, disebut
pembuahan atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti sel
telur membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti
kandung lembaga sekunder membentuk endosperma. Peristiwa pembuahan ini
disebut pembuahan ganda. Perhatikan Gambar 14.
|
Gambar 14. Pembuahan ganda pada Angiospermae. |
Pada perkembangan selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji dan
bakal buah akan menjadi buah yang membungkus biji (pada beberapa spesies
tumbuhan). Jika biji ditumbuhkan di tempat yang sesuai, biji
akan berkecambah dan akan membentuk tumbuhan yang baru.
Stek Daun
Stek daun merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang
digunakan dalam budidaya tanaman hias. Bagian daun yang digunakan dapat
berupa helaian maupun ujung-ujungnya. Contoh stek helai daun adalah pada
tanaman Begonia sp. yang memiliki selsel regeneratif pada tulang daunnya. Sedangkan contoh stek pucuk daun adalah pada tanaman sambang darah (Excolcaria bicolor) dan tanaman cocor bebek (Calanchoe pinnata).
0 komentar:
Posting Komentar