Vampir, makhluk penghisap darah itu sudah diyakini ada selama berabad-abad. Ia populer lewat novel 'Dracula' karya Bram Stoker yang terbit tahun 1897, dilanjutkan film-film horor besutan sutradara Hollywood--dengan tampilan mengerikan, atau versi si tampan misterius Edward Cullen dalam film Twilight.
Namun, sebuah temuan di Bulgaria mengindikasikan vampir tak sekadar mitos atau legenda. Suatu ketika di masa lalu, ia adalah bagian dari sebuah keyakinan masyarakat.
Para arkeolog Bulgaria menemukan dua kerangka dari Abad Pertengahan, dengan batang besi ditusukkan ke dada. Konon, itu adalah cara menjaga agar mereka tak kembali bangkit menjadi mayat hidup.
Temuan itu adalah yang terbaru dari serangkaian penemuan di bagian barat dan tengah Eropa--yang memberi gambaran betapa dulu orang menganggap serius ancaman vampir. Dan bagaimana keyakinan itu berubah menjadi mitos modern.
Dua kerangka, yang diyakini berusia 800 tahun, ditemukan selama penggalian arkeologi di dekat sebuah biara di Kota Sozopol. "Dua kerangka yang ditusuk dengan batang besi mengilustrasikan praktek umum di sejumlah desa di Bulgaria, yang terus dilakukan hingga dekade pertama abad ke-20," kata Kepala Museum Sejarah Nasional Bulgaria, Bozhidar Dimitrov, seperti dimuat Daily Mail.
Menurut kepercayaan pagan, orang yang dianggap buruk semasa hidupnya bisa berubah menjadi vampir, kecuali dadanya ditusuk dengan paku besar dari besi atau kayu sebelum dikuburkan.
Sejarawan menjelaskan, orang-orang saat itu juga percaya batang itu juga akan membuat jasad terpaku dari kuburnya, agar mereka tak gentayangan tengah malam dan meneror masyarakat.
Dimitrov menambahkan, lebih dari 100 jasad serupa ditemukan dalam sejumlah penggalian di Bulgaria. "Jujur, saya tak memahami mengapa temuan yang sejatinya biasa itu menjadi sangat populer. Mungkin gara-gara kemisteriusan kata 'vampir'," tambah dia.
Yang menarik, menurut Dimitrov, vampir selalu digambarkan sebagai aristokrat atau pemuka agama. "Yang aneh, tak ada tengkorak berjenis kelamin perempuan. Mungkin orang zaman dulu tak terlalu takut dengan 'penyihir'."
Namun, bulan lalu, para peneliti Italia menemukan apa yang mereka yakini sebagai "vampir perempuan" di Venisia. Tengkorak itu ditemukan dengan kondisi batu bata terjepit di antara rahangnya--diduga agar ia tak bisa memakan intisari kehidupan para korban dari wabah yang menyerang kota itu di abad-16.
Menurut antropolog dari University of Florence, Matteo Borrini, kerangka tersebut ditemukan kuburan massal korban wabah di pulau kecil bernama Lazzaretto Nuovo di laguna Venisia.
Ia mengungkapkan, wabah yang melanda Eropa antara tahun 1300 dan 1700 makin menguatkan keyakinan akan keberadaan vampir. Sebab, saat itu, orang-orang kurang memahami soal dekomposisi mayat. Mereka salah paham.
Kala itu, penggali kubur yang membuka kembali kuburan massal terkadang menemukan mayat membengkak karena gas, dengan rambut masih tumbuh, dan darah merembes dari mulut mereka.
Selain itu, kafan yang digunakan untuk menutupi wajah-wajah orang mati sering membusuk oleh bakteri yang berasal dari dalam mulut. Akibatnya, gigi mayat itu terlihat. Karena itulah vampir kemudian juga dikenal dengan sebutan 'pemakan kafan'.
0 komentar:
Posting Komentar