Kamis, 12 Maret 2015

Ilmuwan Rilis 219 Juta Bintang di Galaksi Bimasakti Yang Berhasil Dipetakan Dalam Katalog Baru

Ada berapa jumlah bintang di galaksi Bimasakti? Baru-baru ini, para ilmuwan telah mengeluarkan katalog baru bagian utara Galaksi Bimasakti, termasuk didalamnya prediksi benda langit bersinar yang tak kurang dari 219 juta bintang.
Kita tak akan mampu menafsirkan jumlah bintang di Galaksi Bimasakti, tapi dengan menggunakan cermin 2,5 M yang dimiliki INT atau Newton Telescope Ishak, para ilmuwan berhasil memetakan 219 juta bintang Bimasakti yang terpisah.
Program INT memetakan semua bintang lebih terang dari magnitudo ke-20, atau sekitar 1 juta kali lebih redup dari yang bisa dilihat dengan mata manusia.
Geert Barentsen seorang ilmuwan dari University of Hertfordshire, bersama timnya mengumpulkan katalog dalam program yang dijalani selama sepuluh tahun.
bima sakti 02
Tampak taburan bintang yang merupakan bagian dari galaksi tempat Matahari dan Bumi berada, Galaksi Bimasakti.
Tim gabungan ini menggunakan peralatan khusus yang terpasang pada Newton Telescope Ishak (INT) di La Palma, Kepulauan Canary. Hasil studi pemetaan 219 juta bintang Bimasakti diterbitkan dalam jurnal Royal Astronomical Society edisi September 2014 lalu.
Langit terlihat gelap dari Bumi, galaksi Bimasakti atau bahasa Inggrisnya the Milkyway, terlihat seperti benda besar bersinar yang membentang disepanjang langit.
bima sakti 04
Tampak taburan bintang yang memanjang bagai lempeng atau disk kearah bawah dari Galaksi Bimasakti.
Kalangan astronom menyebutnya sebagai diskatau ‘lempeng piringan’ dari galaksi kita yang membentang dari ujung pinggir  ke ujung yang lain sepanjang 100,000 tahun cahaya.
Mereka melihat tepi dari sudut pandang orbit Matahari, dimana disk berisi sebagian besar bintang Bimasakti, termasuk matahari, sebagai sistim konsentrasi wilayah yang terpadat oleh debu dan gas antariksa.
Dengan menggunakan katalog, para ilmuwan telah mengumpulkan peta sangat detail dari objek yang berada di galaksi Bimasakti. Informasi data menunjukkan kepadatan bintang Bimasakti bervariasi, memberi wawasan baru dan berkembang dalam struktur yang luas, diantaranya bintang, gas dan debu.
Gambar yang berhasil dihimpun dari peta kepadatan bintang Bimasakti diperoleh langsung dari katalog teleskop, data ini menggambarkan pandangan baru yang berhasil diperoleh. Gambaran ini juga berguna untuk model generasi baru peta Bimasakti.
Katalog galaksi Bimasakti ini diberi nama IPHAS DR2, sebuah data rilis kedua dalam program INT Photometric H-alpha Survey of the Northern Galactic Plane atau IPHAS.
IPHAS DR2 milkyways bimasakti black white small
Black & White – Galaksi Bimasakti bagian utara melalui IPHAS DR2 (klik disini untuk ukuran besar JPG 4500px) (iphas.org)
IPHAS DR2 milkyways bimasakti brown small
Galaksi Bimasakti bagian utara melalui IPHAS DR2 (klik disini untuk ukuran besar JPG 4500px) (iphas.org)
Foto Yang Misterius
Dari hasil foto yang diabadikan dan dirilis ke publik, sepertinya ada keanehan. Beberapa kordinat dan lokasi atau kawasan banyak yang di ‘blur’ atau dikaburkan gambarnya.
Hal ini menambah kecurigaan banyak astrologis. Atau memang lokasi-lokasi tersebut masih diteliti oleh ‘pihak-pihak yang berkepentingan’ dalam suatu proyek oleh suatu kelompok tertentu.
Data ini merupakan contoh dari eksploitasi astronomi modern dan dianggap sebagai sumber data besar yang berisi informasi tentang 219 juta bintang Bimasakti yang berhasil terdeteksi, dimana masing-masing katalog dirangkum dalam 99 atribut.
IPHAS DR2 milkyways bimasakti brown misterius blur
Beberapa lokasi dari bagian Bimasakti yang diburamkan atau di ‘blur’ pada foto IPHAS DR2 mengundang misteri.
Melalui katalog ini, tim ilmuwan juga menawarkan akses gratis kepada masyarakat dunia untuk pengukuran dalam studi tertentu. Data ini telah diperoleh melalui dua filter pita lebar yang berhasil menangkap cahaya merah di ujung galaksi Bimasakti dari spektrum yang terlihat.
Dan Narrowband teleskop juga menangkap garis terang tanda-tanda adanya emisi hidrogen, H-alpha. H-alpha memungkinkan pencitraan terlihat indah pada nebula dan ditemukan dengan jumlah terbesar dalam disk Bimasakti.
Peta kepadatan bintang Bimasakti diilustrasikan berdasarkan dari pita gelombang terpanjang yang paling merah (lihat hasil foto animasi dibawah), di mana efek penggelapan debu dimoderasi dengan cara meningkatkan gambar struktur lebih detail.
Hal ini jauh lebih berguna dibandingkan dengan peta yang dihasilkan dari panjang gelombang pendek berwarna biru. Jadi untuk saat ini dan kedepannya, astronom dan astrofisika bisa menggunakan peta bintang Bimasakti untuk menemukan berbagai benda langit yang masih misterius.

0 komentar: