Senin, 10 November 2014

SASTRA: Ken TAMBUHAN

Salah satu karya sastra berisi cerita panji dalam sastra Melayu Klasik. Cerita panji yang berasal dari Jawa itu tersebar luas di Asia Tenggara. Dalam sastra Melayu terdapat beberapa versi, misalnya Hikayat Panji Semirang, Syair Panji Semirang, Hikayat Undakan Panurat dan Syair Ken fambuhan. Kapan karya ini muncul tidak diketahui pasti, tetapi menurut suatu dugaan berasal dari jaman Kesultanan Malaka abad ke-15, menurut dugaan lain tidak lebih dari tahun 1650, bahkan baru ditulis dalam abad ke-18.
Syair ini mengisahkan perkawinan Ken Tambuhan dengan Raden Inu Kertapati atau Raden Mentri. Ken fambuhan, putri Tanjung Pura, ditawan dalam ku­rungan oleh Raja Kuripan. Raden Mentri, putra Raja Kuripan, berjalan-jalan di taman istana dan menjum­pai Ken Tambuhan yang dikurung di situ. Keduanya saling jatuh cinta, padahal Raden Mentri telah bertu­nangan dengan Putri Banjarkulon. Mengetahui hal ini permaisuri marah dan memerintahkan membunuh Ken Tambuhan. Mayatnya diletakkan di sebuah rakit dan dihanyutkan di sungai. Raden Mentri menemukan mayat kekasihnya kemudian ikut bunuh diri. Raja yang mengetahui hal itu, kemudian membuang per­maisuri menjadi pemelihara anjing perburuan. Para dewa menaruh kasihan kepada dua sejoli dan meng­hidupkan mereka kembali. Keduanya dikawinkan se­cara besar-besaran.

Lalulah berjalan Ken Tambuhan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri

0 komentar: