Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahi robil ‘aalamiin washolaatu wassalaamu ‘alaa Asyrofil anbiyaa i
wal mursalina Wa’alaalihi wasokhbihi ajma’in, ammaa ba’du.
Pertama-tama marilah kita ucapkan rasa syukur kita
kepada Allah swt. Allah yang tak pernah bosan melimpahkan rahmat dan
kenikmatan, kenikmatan iman, islam, dan kesehatan. Sehingga, kita masih diberi kesempatan
untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW untuk kesekian kalinya yang
dimaksudkan untuk menyampaikan rasa kegembiraan dan penghormatan terhadapnya
karena telah berhasil mengusir kebodohan manusia di muka bumi ini.
Kedua, tidak lupa kita panjatkan sholawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Semoga kita diberi ketabahan dalam keimanan dan ketaqwaan, Amin...
Bapak,ibu, dan hadirin sekalian yang dimuliakan oleh
Alloh SWT.
Berbicara
mengenai rosul, Rosul menurut bahasa artinya utusan. Sedangkan, Rosululloh
adalah utusan Alloh. Ia adalah Orang terutama seorang laki laki yang dipilih
dan dipercaya oleh Alloh SWT untuk mengajarkan dan melaksanakan wahyunya bukan
untuk dirinya sendiri melainkan untuk kebaikan seluruh umat islam di seluruh
dunia. Menurut syariat islam jumlah rosul itu ada 312, sesuai yang disebutkan
oleh Muhammad, dan telah diriwayatkan oleh At-Turmudzi. Namun yang wajib kita
ketahui hanya 25 saja. Iman kepada rosul merupakan rukun iman ke-4. Iman itu
berarti harus diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan
dengan perbuatan.
Rosul dikirim oleh Alloh sebagai
pembawa kebenaran darinya berupa kabar berita dan peringatan serta menjelaskan
tentang agama Islam kepada umat dari golongan mereka sendiri. Dalam menyebarkan
agama Alloh, Para rosul diberi Alloh keistimewaan yang luar biasa atau disebut mu’jizat
sebagai penangkal umatnya yang menentang da’wah rosul. Diantaranya Nabi Ibrahim
AS yang tidak mempan dibakar, Nabi Sulaiman AS yang mengerti bahasa binatang,
juga tak lupa Nabi Musa AS yang dapat membelah lautan hanya dengan tongkatnya.
Dari 25 rosul tersebut ada 5 rosul
yang memiliki ketabahan dan keberanian luar biasa dalam mengahadapi tantangan
dan rintangan yang disebut dengan Rosul Ulul Azmi. Diantaranya kisah
Nabi Nuh AS yang tabah mengahdapi istrinya dan anaknya Kan’an yang menentang
dakwahnya sehingga Alloh memerintahkan kepadanya untuk membuat perahu di musim
kemarau. Orang-orang yang menganggapnya gila akhirnya tenggelam bersama
gunung-gunung karena Alloh telah menurunkan banjir dahsyat, Nabi Nuh dan
pengikutnya saja yang selamat. Nabi Ibrahim menghancurkan berhala milik Raja
Namrud yang sangat dipuja saat itu. Dia akhirnya dihukum dibakar hidup-hidup,
tapi tidak mempan.
Nabi Musa AS memiliki ayah angkat
yaitu raja Fir’aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan. Ingin menuntun ayah nya
itu ke jalan Alloh, ia malah dianggap tukang sihir dan dikejar-kejar akan
dibunuh. Di tepi laut merah, ia menembus laut dengan membelahnya menggunakan
tongkatnya. Fir’aun mati tenggelam. Nabi Isa diangkat ke langit dan digantikan
dengan Yahuda oleh Alloh, setelah akan dibunuh dan disalib oleh kaum
Yahudi. Sementara itu, nabi Muhammad
disebut Rohmatan lil ‘Alamin sebagai rohmat bagi seluruh alam.
Saat ini, di tengah-tengah
masyarakat sedang marak berbagai aktivitas yang mengatasnamakan cinta Rasul shallallahu
alaihi wasallam. Kecintaan kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam adalah perintah agama. Tetapi untuk
mengekspresikan cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam tidak boleh kita lakukan menurut selera dan
hawa nafsu kita sendiri. Sebab jika cinta Rasul shallallahu
alaihi wasallam itu kita ekspresikan secara serampangan tanpa
mengindahkan syari’at agama maka bukannya pahala yang kita terima, tetapi
malahan menuai dosa.
(Dalam kajian Islam Ahad pagi di Masjid
Al-Ittiba’ Yayasan Mutiara Hikmah, Klaten)
Dari Anas radhiyallahu
anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda:
لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah
(sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya
daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq Alaih)
Berdasarkan hadits shahih yang telah kita
bacakan tadi, kita akan membahas poin-poin berikut ini:
Kewajiban Cinta
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Hadits shahih di atas adalah
dalil tentang wajibnya mencintai Nabi shallallahu
alaihi wasallam dengan kualitas cinta tertinggi. Yakni
kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan kita
terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap orang-orang
yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak kita. Bahkan
cinta Rasul itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri kita
sendiri. Karena itu, barangsiapa yang
kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam belum sampai pada tingkat ini maka belumlah sempurna imannya, dan
ia belum bisa merasakan manisnya iman hakiki sebagaimana disebutkan dalam
hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas, dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam , beliau bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ
وَجَدَ حَلاَوَةَ اِلإِيْمَانِ : أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
“Ada
tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman,
‘Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari cintanya kepada selain
keduanya……”
Alasan harus Cinta
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam. Tidak
akan mencapai derajat kecintaan kepada Rasul shallallahu
alaihi wasallam secara sempurna kecuali orang yang
mengagungkan urusan din(agama)nya, yang keinginan
utamanya adalah merealisasikan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah Ta’ala. Dan selalu mengutamakan akhirat daripada dunia dan perhiasannya.
Cinta Rasul inilah dengan
izin Allah menjadi sebab bagi kita mendapatkanhidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah
menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau shallallahu
alaihi wasalam kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak
maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka
memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan
sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari
dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya
sendiri. Sebagaimana firman Allah:
“pada
hari ketika manusia lari dari saudaranya,dari ibu dan bapaknya,dari istri dan
anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
cukup menyibukkannya”. (QS. Abasa: 34-37)
Dan firman Allah:
Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah)
pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita
yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya
mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (QS. Al-Hajj:1-2)
Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan
hawa nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda duniawi maka cintanya
ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli agama, utamanya
Rasulullahshallallahu alaihi wasallam .
Tanda-tanda Cinta
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam, diantaranya: Mentaati
beliau dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Menolong dan
mengagungkan beliau shallallahu alaihi wasallam. Terakhir, Tidak menerima
sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau r rela dengan apa
yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari
sunnahnya. Firman Allah:
“Maka demi
Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.”[QS. An-Nisaa: 65]
Adapun selain beliau, hingga para ulama dan
shalihin maka mereka adalah pengikut Nabi shallallahu
alaihi wasallam.Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima
perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam.
Bagaimana Agar
Mencintai Nabi shallallahu alaihi
wasallam, Hendaknya
kita ingat bahwa Nabi shallallahu
alaihi wasallam adalah orang yang paling baik dan paling
berjasa kepada kita. Kedua, Renungkanlah keagungan akhlak
Nabi shallallahu alaihi wasallam, sifat dan sikapnya yang sempurna, rendah hati kepada kaum mukminin
dan keras terhadap orang-orang munafik dan musyrikin, pemberani, dermawan dan
penyayang. Mengetahui kedudukan beliau shallallahu alaihi
wasallam di sisi AllahTa’ala. Beliau shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia di
antara segenap umat manusia, penutup para Nabi, yang
diistimewakan pada hari Kiamat atas segenap Nabi untuk memberikan syafa’at uzhma (agung), yang memiliki maqam mahmud (kedudukan terpuji), orang yang pertama kali membuka pintu Surga
serta berbagai keutamaan beliau lainnya.
Dan begitulah, menumbuhkan rasa
cinta kepada rosul dimulai dari
mengenal mereka secara biografi,
mengenal orang tua, mengenal keluarganya (ahlul bait) termasuk anak dan
istrinya, mengenal perjuangannya, mengenal perilakunya atau kebiasaan
sehari-harinya, mengenal penderitaanya, mengenal sahabatnya, mengenal mutu
ibadahnya dan mengenal sifat-sifat mulianya. Sebagai penutup, marilah kita camkan bersama nasihat Imam
al-Khatiib al-Baghdadi[19] berikut ini, “Seyogyanya para penuntut ilmu hadits
(pengikut manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah), (berusaha untuk) membedakan dirinya
dari kebiasaan orang-orang awam dalam semua urusan (tingkah laku dan sikap)nya,
dengan (berusaha) mengamalkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsemaksimal mungkin, dan membiasakan dirinya
mengamalkan sunnah-sunnah beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam, karena sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya,
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (Qs. al-Ahzaab: 21).
Demikian,
semoga hal yang saya uraikan diatas bermanfaat bagi kita semua dalam menjalani
kehidupan dunia maupun mempersiapkan diri menuju akhirat. Wa billahi taufiq wal
hidayah, wal ridlo wal inayah. Mohon maaf apabila ada kesalahan ucap maupun
perbuatan. Akhirulkalam, Wassalamualaikum Wr.Wb.
0 komentar:
Posting Komentar